Knalpot buatan Purbalingga

<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.artikelasik.com/2010/01/ternyata-knalpot-mercedes-benz-buatan.html">Ternyata Knalpot Mercedes Benz Buatan Purbalingga</a> </h3> <div class="post-header"> <div class="post-header-line-1"> <span class="post-author vcard"> Posted by <span class="fn">hiqaraz</span> </span> <span class="post-timestamp"> </span> <span class="post-labels"> Labels: <a href="http://www.artikelasik.com/search/label/Asik-Asik" rel="tag">Asik-Asik</a>, <a href="http://www.artikelasik.com/search/label/Pengetahuan%20Unik" rel="tag">Pengetahuan Unik</a> </span> <span class="post-comment-link"> </span> </div> </div> Industri knalpot mobil di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dipercaya memasok kebutuhan produsen mobil merk Mercedez Benz karena dinilai memiliki kualitas baik .”Siapa sangka knalpot buatan saya digunakan Mercedes Benz,” kata Agus Adi Atmaja, perajin knalpot di Desa Patemon, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Kamis (23/4).<br /> <div class="wp-caption alignleft" style="width: 308px;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEZX1Nrf5SAOsawdgW99KOx5jWBVUfWWkDLnJBMBs08iREkZMGtO5e75bi8KCK-p_rMTnhxmjcQu2EgbDooBxMo55UEmrKUTLYlmiP-_48dM8Q1SaS3HB2VQDNrTaXhk5nhLGTloXY7rw/s1600/king+drags2222.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEZX1Nrf5SAOsawdgW99KOx5jWBVUfWWkDLnJBMBs08iREkZMGtO5e75bi8KCK-p_rMTnhxmjcQu2EgbDooBxMo55UEmrKUTLYlmiP-_48dM8Q1SaS3HB2VQDNrTaXhk5nhLGTloXY7rw/s320/king+drags2222.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <div class="wp-caption-text"> Ternyata knalpot Mercy made in Indonesia</div> </div> Ia mengatakan, perusahaan mobil mewah asal Jerman tersebut memesan sebanyak 1.000 unit knalpot buatannya. Pemesanan sejak 2004 untuk masa kontrak satu tahun. Setiap unit knalot, kata dia, terdiri dua buah bagian. Harga per uni, sesuai kontrak, Rp 2 juta.<br /> Menurut pria 40 tahun ini, pihak Mercy juga sudah menghubungi lagi dan menyatakan hendak memesan knalpot sebanyak 1.000 unit untuk mobil seri terbarunya. “Kontrak tahun ini mudah-mudahan terealisasi, karena Mercy selalu mengeluarkan seri terbaru setiap lima tahun,” ujar Agus.<br /> Agus menambahkan, untuk pesanan mendatang kemungkinan akan ada negosiasi ulang terkait tingkat kesulitan yang dihadapi bengkelnya. Selain melayani pesanan Mercy, Agus mengatakan, knalpot buatannya juga dijual untuk masyarakat umum di berbagai kota Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.<br /> Knalpot buatan Agus untuk pasar lokal dijual pada kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 250 ribu per unit. “Produksinya rata-rata per bulan 500 buah yang dikerjakan oleh sembilan pegawai selama 26 hari kerja,” rinci pemilik perusahaan knalpot bernama Vanvolker Enterprise.<br /> Meski punya merek, Agus mengaku tetap melayani pesanan. Di antara knalpot pesanan adalah merek top seperti AMG dan Remus. Menurut dia, knalpot yang diberi nama merek terkenal hasil desainnya, bukan jiplakan. Pemilik merek, kata dia, mempersilakan nama produknya dipakai.<br /> “Tapi, saya yang rugi karena nama dagang saya jadi tidak dikenal. Apa boleh buat, hal itu demi memenuhi keinginan konsumen meski sebenarnya produsen pemilik merek dagang tidak membuat knalpot yang desainnya saya rancang sendiri,” katanya.<br /> <br /> http://indocashregister.com/2010/01/19/ternyata-knalpot-mercedes-benz-buatan-purbalingga/

Knalpot buatan Purbalingga

Ternyata Knalpot Mercedes Benz Buatan Purbalingga Posted by hiqaraz Labels: Asik-Asik , Pengetahuan Unik Industri knalpot ...

Baca selengkapnya »

Asal Usul Kec. Kertanegara Purbalingga

<h2 style="color: red;"><span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah</span></h2><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Asal_Usul_Nama">Asal Usul Nama</span></h3>Menurut beberapa sumber (para tetua Desa Kertanegara)~hal ini masih perlu dikaji secara akademis mengkisahkan, bahwa pada kurang lebih abad 16 M telah ada pemerintahan di Desa Kertanegara (sekarang termasuk wilayah Kecamatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertanegara,_Purbalingga" title="Kertanegara, Purbalingga">Kartanegara</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Purbalingga" title="Kabupaten Purbalingga">Kabupaten Purbalingga</a>), di mana wilayah ini merupakan bagian dari wilayah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pajang" title="Kerajaan Pajang">Kerajaan Pajang</a> di bawah kepemimpinan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) yang memerintah pada tahun 1549 M.<br /> Ada beberapa pendapat mengenai nama Kertanegara, paling tidak terdapat dua pendapat mengenai hal ini yaitu :<br /> <ol><li>Pendapat pertama, mengatakan nama Kertanegara berasal dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sansekerta" title="Bahasa Sansekerta">bahasa Sansekerta</a> yaitu dari kata KARTA dan NAGARA. KARTA bermakna sejahtera, selamat, aman, makmur dan NAGARA bermakna tanah, tempat, kawasan, atau pemerintahan. Dari dua kata tersebut KERTANEGARA berarti daerah, tanah, kawasan, pemerintahan yang aman, makmur, subur, rakyatnya sejahtera. Hal ini dibuktikan dengan letak geografis Desa Kertanegara yang berada dilembah Sungai Tambra yang subur, tidak kekurangan air.</li> <li>Pendapat kedua, mengatakan bahwa nama KERTANEGARA di ambilkan dari nama pemimpin pada saat itu yang oleh masyarakat sangat dikagumi karena kewibawaannya, jasa dan kebijaksanaannya, sehingga untuk mengabadikan nama pemimpin tersebut dijadikan sebagai nama desa. Pemimpin tersebut adalah Raja Singosari terakhir yaitu Prabu Kertanegara. Pada saat Prabu Kertanegara memerintah di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singosari" title="Kerajaan Singosari">Kerajaan Singosari</a> (Abad 13), Kerajaan Singosari diserang oleh Raja Kediri yaitu Raja Jayakatwang, tentara Kerajaan Singosari terdesak mundur kekuatan bala tentara Raja Jayakatwang, maka Putra menantu Prabu Kertanegara yakni Raden Wijaya selaku panglima tentara Kerajaan Singosari terpaksa harus mundur bersama pengikutnya, sebagian lari ke arah barat hingga sampai ke daerah sekitar Gunung Slamet (daerah Banyumas dan Purbalingga), dari sebagian tentara tersebut itulah ada yang sampai di daerah lembah Sungai Tambra yaitu daerah yang dianggap aman, dan subur. Di daerah inilah kemudian mereka membuat dan membangun perkampungan yang diberi nama <b>KERTANEGARA</b>.</li> </ol><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Desa_Kertanegara_Sebagai_Ibu_Kota_Kawedanan">Desa Kertanegara Sebagai Ibu Kota Kawedanan</span></h3>Semenjak Pemerintah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a> kembali menguasai nusantara (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawa" title="Pulau Jawa">Pulau Jawa</a>) setelah beberapa lama dikuasai oleh Pemerintahan Raffles (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Inggris">Inggris</a>) pada tahun 1811-1816, terjadi perubahan tata pemerintahan dalam negeri yaitu :<br /> <ol><li>Pemerintahan tertinggi dijabat oleg Gubernur Jenderal dibantu oleh Dewan Hindia;</li> <li>Pembagian tanah jawa menjadi residence-residence;</li> <li>Bupati diangkat dan diberhentikan oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gubernur_Jenderal" title="Gubernur Jenderal">Gubernur Jenderal</a> atas usul residence;</li> <li>Di bawah Bupati terdapat patih, dibawah patih terdapat wedana, dan dibawah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wedana" title="Wedana">wedana</a> terdapat asisten wedana;</li> <li>Mantri-manntri membantu tugas wedana dan assisten wedana.</li> </ol>Karena perubahan aturan tersebut, pada tahun 1824 Kertanegara menjadi ibu kota kawedanan, namun dalam perkembangannya karena keadaan geografis pada waktu itu Kertanegara termasuk daerah yang terisolir karena dikelilingi oleh sungai, demi kelancaran pembinaan pemerintahan Kawedanan Kertanegara, pada tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda memindah Kawedanan Kertanegara ke Bobotsari.<br /> <h3><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Desa_Kertanegara_Sebagai_Kemantren">Desa Kertanegara Sebagai Kemantren</span></h3>Atas dasar kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tingkat II Purbalingga antara tahun 1952-1955 Desa Kertanegara dijadikan Kemantren<br /> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Produk_Kerajinan">Produk Kerajinan</span></h2>Kertanegara berjumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk" title="Penduduk">penduduk</a> kurang lebih 7000 jiwa,di tempat ini terdapat sentra kerajinan perkakas rumah tangga berbahan tembaga yang sudah exis berpuluh-puluh tahun. Namun seiring dengan perkembangan zaman, dimana peralatan rumah tangga dari tembaga kurang diminati masyarakat, maka sentra kerajinan inipun otomatis terpuruk,hal ini dapat dilihat dari omzet produksi yang menurun drastis sampai 75% dari awal tahun 90 an.masa ke emasan pengrajin tembaga pun berakhir. Produk andalan berupa dandang tempat masak nasi,ceret ( teko ) tidak lagi dapat di andalkan, hanya kenceng (tempat membuat makanan jenang ) yang tetap eksis,itupun kebanyakan di buat hanya berdasarkan pesanan.. Di Era 90an sebagian pengrajin mengganti bahan tembaga dengan aluminium,alhasil sekarang 80% pengrajin/<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pande&action=edit&redlink=1" title="Pande (halaman belum tersedia)">pande</a> hanya memproduksi perkakas aluminium,itupun sebagian besar bukan produk baru tapi hanya perbaikan/repair.Lagi lagi kendala pemasaran menjadi masalah utama,karena pemasaran masih dilakukan dengan system door to door,belum lagi harga produk utama mereka yakni panci dan teko kadang lebih mahal dari produk baru pabrikan.<br /> <h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Tokoh_Terkenal">Tokoh Terkenal</span></h2><ul><li><b>KH Ahsin Ma'ruf</b>, beliau ini berasal dari desa <strong class="selflink">Kertanegara</strong>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertanegara,_Purbalingga" title="Kertanegara, Purbalingga">Kecamatan Kertanegara</a> Kabupaten Purbalingga. Masa mudanya beliau habiskan beraktivitas dalam organisasikeagamaan. Hingga kemudian beliau mewakili Purbalingga untuk duduk di DPRD Propinsi jawa Tengah periode 1971-1977. Kini anak keturunan beliau juga masih mendiami di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kauman_Purbalingga&action=edit&redlink=1" title="Kauman Purbalingga (halaman belum tersedia)">Kauman Purbalingga</a>.</li> </ul><h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Kuliner">Kuliner</span></h2>Kuliner khas yang menjadi khasanah lokal di Kertanegara ialah sup <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Krece&action=edit&redlink=1" title="Krece (halaman belum tersedia)">krece</a> atau keong asli Kertanegara

Asal Usul Kec. Kertanegara Purbalingga

Sejarah Asal Usul Nama Menurut beberapa sumber (para tetua Desa Kertanegara)~hal ini masih perlu dikaji secara akademis mengkisahkan, bahwa ...

Baca selengkapnya »

Knalpot buatan Purbalingga

<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.artikelasik.com/2010/01/ternyata-knalpot-mercedes-benz-buatan.html">Ternyata Knalpot Mercedes Benz Buatan Purbalingga</a> </h3><div class="post-header"> <div class="post-header-line-1"><span class="post-author vcard"> Posted by <span class="fn">hiqaraz</span> </span> <span class="post-timestamp"> </span> <span class="post-labels"> Labels: <a href="http://www.artikelasik.com/search/label/Asik-Asik" rel="tag">Asik-Asik</a>, <a href="http://www.artikelasik.com/search/label/Pengetahuan%20Unik" rel="tag">Pengetahuan Unik</a> </span> <span class="post-comment-link"> </span> </div></div>Industri knalpot mobil di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dipercaya memasok kebutuhan produsen mobil merk Mercedez Benz karena dinilai memiliki kualitas baik .”Siapa sangka knalpot buatan saya digunakan Mercedes Benz,” kata Agus Adi Atmaja, perajin knalpot di Desa Patemon, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Kamis (23/4).<br /> <div class="wp-caption alignleft" style="width: 308px;"><img alt="Ternyata knalpot Mercy made in Indonesia" height="225" src="http://img.m.kompas.com/data/photo/2009/04/14/1040557p.jpg" title="Ternyata knalpot Mercy made in Indonesia" width="298" /><br /> <div class="wp-caption-text">Ternyata knalpot Mercy made in Indonesia<br /> </div></div>Ia mengatakan, perusahaan mobil mewah asal Jerman tersebut memesan sebanyak 1.000 unit knalpot buatannya. Pemesanan sejak 2004 untuk masa kontrak satu tahun. Setiap unit knalot, kata dia, terdiri dua buah bagian. Harga per uni, sesuai kontrak, Rp 2 juta.<br /> Menurut pria 40 tahun ini, pihak Mercy juga sudah menghubungi lagi dan menyatakan hendak memesan knalpot sebanyak 1.000 unit untuk mobil seri terbarunya. “Kontrak tahun ini mudah-mudahan terealisasi, karena Mercy selalu mengeluarkan seri terbaru setiap lima tahun,” ujar Agus.<br /> Agus menambahkan, untuk pesanan mendatang kemungkinan akan ada negosiasi ulang terkait tingkat kesulitan yang dihadapi bengkelnya. Selain melayani pesanan Mercy, Agus mengatakan, knalpot buatannya juga dijual untuk masyarakat umum di berbagai kota Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.<br /> Knalpot buatan Agus untuk pasar lokal dijual pada kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 250 ribu per unit. “Produksinya rata-rata per bulan 500 buah yang dikerjakan oleh sembilan pegawai selama 26 hari kerja,” rinci pemilik perusahaan knalpot bernama Vanvolker Enterprise.<br /> Meski punya merek, Agus mengaku tetap melayani pesanan. Di antara knalpot pesanan adalah merek top seperti AMG dan Remus. Menurut dia, knalpot yang diberi nama merek terkenal hasil desainnya, bukan jiplakan. Pemilik merek, kata dia, mempersilakan nama produknya dipakai.<br /> “Tapi, saya yang rugi karena nama dagang saya jadi tidak dikenal. Apa boleh buat, hal itu demi memenuhi keinginan konsumen meski sebenarnya produsen pemilik merek dagang tidak membuat knalpot yang desainnya saya rancang sendiri,” katanya.<br /> <br /> http://indocashregister.com/2010/01/19/ternyata-knalpot-mercedes-benz-buatan-purbalingga/

Knalpot buatan Purbalingga

Ternyata Knalpot Mercedes Benz Buatan Purbalingga Posted by hiqaraz Labels: Asik-Asik , Pengetahuan Unik Industri knalpot mobil...

Baca selengkapnya »

Contoh Artikel Perkebunan

ARTIKEL ILMIAH<br /> OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO<br /> BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)<br /> (Muhsanati, Etti Swasti, Armansyah, Aprizal Zainal)*)<br /> *) Staf Pengajar Fak.Pertanian, Univ.Andalas Padang<br /> ABSTRAK<br /> Pola pangan sebagian besar masyarakat Indonesia hingga saat ini masih didominasi<br /> oleh beras. Jumlah penduduk yang terus meningkat, mengakibatkan kebutuhan beras secara<br /> nasional juga meningkat. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya yang mengarah kepada<br /> tercapainya peningkatan produksi pangan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah<br /> melalui pengembangan padi gogo di lahan kering yang masih cukup luas (50,5 jt ha), dan<br /> 12,1 jt ha diantaranya merupakan areal perkebunan. Berdasarkan hasil perhitungan, luas<br /> yang potensial untuk padi gogo hanya 1,42 jt ha. Setiap tahunnya 3-4 % dari areal<br /> perkebunan merupakan lahan bukaan baru, dan ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan<br /> padi gogo sampai tanaman perkebunan tersebut berumur 4 tahun.Pemanfaatan penggunaan<br /> lahan dengan mengusahakan lebih dari satu tanaman tentu akan dapat meningkatkan<br /> kesejahteraan petani. Sedangkan permasalahan yang terdapat pada lahan kering dapat<br /> diminimalisir dengan pemanfaatan mulsa jerami yang mudah dan murah. Metode<br /> pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui penyuluhan dan percontohan (demplot). Meskipun<br /> hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan sehubungan dengan adanya<br /> bencana gempa di daerah ini, setidaknya masyarakat cukup memahami teknologi yang<br /> diberikan dan termotivasi untuk melaksanakannya.Tentunya dengan adanya dukungan dari<br /> pemerintah dan dinas terkait kegiatan ini akan dapat dilanjutkan, sehingga pemenuhan<br /> kebutuhan pangan dan kesejahteraan dapat dicapai.<br /> Kata Kunci : padi gogo, lahan kering<br /> PENDAHULUAN<br /> Beras merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena merupakan unsur<br /> penopang utama ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan adalah suatu upaya untuk<br /> mewujudkan ketersediaan, aksebilitas, dan stabilitas pengadaan pangan bagi masyarakat<br /> Indonesia. Oleh karena itu diharapkan perhatian pemerintah lebih di prioritaskan pada upaya<br /> peningkatan bahan pangan ini.<br /> Pertambahan jumlah penduduk yang cukup tinggi mengakibatkan kebutuhan beras<br /> secara nasional juga akan meningkat. Sementara itu upaya peningkatan produksi padi sudah<br /> sangat terbatas. Peningkatan melalui pembukaan sawah baru belum mampu mengimbangi laju<br /> alih fungsi lahan saat ini. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam upaya pemenuhan<br /> kebutunan pangan ini adalah melalui pengembangan padi gogo di lahan kering. Potensi lahan<br /> kering di Indonesia masih cukup luas (50,5 jt ha), dan 12,1 jt ha merupakan lahan perkebunan<br /> (BPS,1999). Berdasarkan hasil perhitungan, luas yang potensial untuk padi gogo hanya 1,42 jt<br /> ha (Ritung dan Hidayat, 2007). Setiap tahunnya 3-4 % dari areal perkebunan merupakan lahan<br /> bukaan baru, dan ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan padi gogo sampai tanaman<br /> perkebunan berumur 4 tahun (Supijatno, 2003).<br /> Pemanfaatan penggunaan lahan dengan mengusahakan lebih dari satu tanaman tentu<br /> akan meningkatkan kesejahteraan petani. Lahan masyarakat yang masih kosong, khususnya<br /> masyarakat pekebun kakao yang berupa bukaan baru di lokasi kegiatan ini masih cukup<br /> potensial untuk dikembangkan dengan padi gogo. Pengembangan padi gogo sebagai tanaman<br /> sela di bawah tegakan tentu akan menghadapi berbagai kendala, diantaranya intensitas cahaya<br /> yang rendah dan kekeringan. Penggunaan galur-galur harapan yang memiliki sifat<br /> multitoleran dapat dilakukan untuk lahan kering di bawah naungan (Supijatno, 2003).<br /> Disamping itu pemanfaatan mulsa organik dapat dianjurkan sebagai alteranatif untuk<br /> meminimalisir akibat kekeringan dengan menjaga kelembaban tanah, serta menekan<br /> pertumbuhan gulma dan penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan<br /> masyarakat melalui pemanfaatan potensi dan sumberdaya lokal yang masih cukup tersedia<br /> dalam upaya peningkatan penyediaan bahan pangan yang berbasis perkebunan dan<br /> selanjutnya dapat menopang ketahanan pangan nasional umumnya, Sumatera Barat<br /> khususnya.<br /> BAHAN DAN METODE<br /> Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan demonstrasi plot, di Kanagarian<br /> Parit Malintang, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sejak bulan<br /> Mei sampai Oktober 2009. Materi penyuluhan yang diberikan meliputi pengertian pola tanam<br /> ganda dan manfaatnya dalam peningkatan pendapatan serta teknologi pemulsaan dan<br /> manfaatnya dalam mengatasi permasalahan pada pertanaman padi gogo. Sedangkan<br /> percontohan melibatkan beberapa orang petani peserta untuk melakukan demplot di lahan<br /> mereka, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi petani lainnya.<br /> Diantara barisan tanaman kakao dibuat plot dengan ukuran 2x5 meter sebanyak empat<br /> buah. Pada masing-masing plot disebarkan mulsa jerami (50 Kg) secara merata yang<br /> sebelumnya pada tanah tersebut telah dicampur pupuk kandang (10 ton/ha). Benih padi gogo<br /> yang digunakan adalah Varietas Jati Luhur. Penanaman benih padi dilakukan secara tugal<br /> dengan jarak tanam 30 x 30 cm dengan 5 benih per lobang. Sebelum ditanam, terlebih dulu<br /> benih direndam selama dua hari. Pupuk buatan yang diberikan Urea (200 kg/ha), SP 36 (300<br /> kg/ha), dan KCl (200 kg/ha). Urea diberikan dua kali yaitu sepertiga dosis pada saat tanam<br /> bersamaan dengan seluruh SP 36 dan KCl, dan duapertiga lagi setelah berumur satu bulan.<br /> Kemudian enam minggu setelah tanam pada lahan ditambahkan lagi mulsa karena sudah<br /> berkurang dan hancur sehingga dapat menutupi lahan pertanaman lagi. Selanjutnya dipelihara<br /> sampai panen.<br /> HASIL DAN PEMBAHASAN<br /> Penyuluhan<br /> Penyuluhan telah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2009 yang bertempat di<br /> kantor Wali Nagari Parit Malintang dengan topik penyuluhan : Optimalisasi penggunaan<br /> lahan perkebunan kakao bukaan baru dengan tanaman sela (Padi Gogo). Penyuluhan<br /> dilakukan oleh Tim penyuluh yang terdiri dari beberapa orang staf pengajar Fakultas<br /> Pertanian Universitas Andalas yang ditunjuk oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat<br /> Universitas Andalas serta seorang staf dari Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat.<br /> Kegiatan penyuluhan dilakukan secara sederhana yang dihadiri oleh Wali Nagari Parit<br /> Malintang dan staf, kepala UPTD Kec. 2x11 Enam Lingkung, PPL, Ketua-ketua kelompok<br /> tani kakao, serta petani pekebun kakao, dan mahasiswa. Secara keseluruhan penyuluhan<br /> dihadiri oleh 24 orang peserta dan 4 orang tim penyuluh. Selanjutnya diharapkan pada peserta<br /> yang hadir dalam penyuluhan ini dapat menyebarluaskan informasi yang diperoleh kepada<br /> petani lainnya.<br /> Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari pemerintahan nagari, ketua kelompok tani<br /> Karya Maju dan juga dari kepala UPTD dengan pembawa acara dari PPL. Kepada masingmasing<br /> peserta dibagikan materi penyuluhan berupa makalah sederhana dan kemudian<br /> dijelaskan secara ringkas.<br /> Pada penyuluhan ini juga diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta<br /> yang hadir untuk bertanya tentang topik yang dipaparkan ataupun masalah pertanian secara<br /> umum. Selain permasalahan yang berkenaan dengan topik di atas juga diberi penjelasan<br /> tentang budidaya tanaman kakao serta permasalahannya oleh seorang staf Dinas Perkebunan<br /> Sumbar.<br /> Selama diskusi berlangsung dapat diketahui pengetahuan maupun wawasan petani<br /> tentang budidaya kakao dan permasalahan yang ada. Selama ini petani hanya menanam lahan<br /> perkebunannya secara monokultur dan belum tahu kalau pada lahan yang baru dibuka masih<br /> bisa ditanami dengan tanaman lain sebagai tanaman sela selama beberapa tahun sampai tajuk<br /> tanaman kakao sudah agak menutupi.<br /> Percontohan (Demonstrasi Plot)<br /> Setelah penyampaian materi dan diskusi, dilanjutkan dengan percontohan di lapangan.<br /> Bahan tanam yang digunakan berupa benih padi gogo Varietas Jati Luhur yang toleran<br /> kekeringan dan naungan. Benih diserahkan pada petani peserta dan juga bagi masyarakat<br /> lainnya yang berminat mencobakan di lahannya masing-masing.<br /> Percontohan diawali dengan pengolahan lahan diantara tanaman kakao yang baru<br /> berumur satu minggu di lapangan pada tanggal 4 Juli 2009. Penanaman baru dilakukan pada<br /> tanggal 16 Juli 2009 karena menunggu turunnya hujan. Pada saat tanaman berumur 10<br /> minggu (30 September 2009) Sumatera Barat diguncang gempa bumi yang cukup besar,<br /> terutama pada daerah Parit Malintang ini yang berada di kawasan Kabupaten Padang<br /> Pariaman yang merupakan daerah cukup parah terkena dampak gempa ini. Tanaman sudah<br /> mulai berisi pada saat itu. Karena petani yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan demplot<br /> ini juga merupakan korban dari bencana gempa, sehingga sampai tim pengabdian turun ke<br /> lapangan pada tanggal 24 Oktober 2009 terlihat tanaman tidak terawat dengan baik. Rumpun<br /> agak kecil dan menghasilkan malai yang sedikit serta ada gulmanya.. Gabah sudah berisi dan<br /> diperkirakan dapat dipanen seminggu berikutnya. Meskipun data hasil tidak bisa diperoleh,<br /> namun setidaknya masyarakat sudah memahami dan termotivasi dengan diadakannya<br /> kegiatan ini di daerah mereka.<br /> KESIMPULAN<br /> Berdasarkan pelaksanaan dari kegiatan ini ternyata banyak sekali masukan yang<br /> diperoleh masyarakat, terutama tentang adanya tanaman lain yang dapat ditanam diantara<br /> tanaman perkebunan mereka pada masa-masa awal tanam. Penggunaan padi gogo sebagai<br /> tanaman sela merupakan salah satu pilihan yang sekaligus bila dilakukan secara serius dan<br /> kontinu serta didukung oleh pihak-pihak terkait pada beberapa daerah yang potensial di<br /> Indonesia tentu akan dapat mewujudkan ketahanan pangan secara nasional.<br /> Meskipun hasil yang sesuai dengan harapan tidak diperoleh sehubungan dengan<br /> terjadinya bencana gempa bumi di daerah ini, minimal masyarakat petani sudah termotivasi<br /> dan dapat menerima serta memahami teknologi yang diberikan.<br /> UCAPAN TERIMA KASIH<br /> Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktur Pembinaan Penelitian dan<br /> Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan<br /> Nasional yang telah membiayai kegiatan ini. Ucapan yang sama kepada Ketua Lembaga<br /> Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas, Dekan Fakultas Pertanian Universitas<br /> Andalas Padang, yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kegiatan<br /> ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada Wali Nagari Parit Malintang Kec. 2x11 Enam<br /> Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dan staf, Kepala UPTD, PPL, Ketua Kelompok Tani<br /> dan segenap masyarakat Nagari Parit Malintang yang telah bersedia untuk melaksanakan<br /> kegiatan ini di daerah mereka. Terakhir kepada teman-teman, mahasiswa serta semua pihak<br /> yang terlibat dalam kegiatan ini.<br /> DAFTAR PUSTAKA<br /> Badan Pusat Statistik. 1999. Statistik Indonesia. Jakarta<br /> Ritung, S., dan A. Hidayat. 2007. Prospek perluasan lahan untuk padi sawah dan padi gogo di<br /> Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 1 (4) : hal 25-38. Balai Besar Penelitian dan<br /> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.<br /> Supijatno. 2003. Pemanfaatan sumber daya genetik padi gogo untuk lahan kering di bawah<br /> naungan. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. http://tumoutou.net. Diakses tanggal 31<br /> Maret 2008.

Contoh Artikel Perkebunan

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO) (Muhsanati, Etti Swasti, Armans...

Baca selengkapnya »

Pertanian

<table><tbody> <tr><td border="1"><div align="center" style="background-color: #eeeeee; color: lime;"> <span class="judulartikel"> <b> <span style="background-color: blue; font-size: large;">Mempersiapkan Lahan Abadi Untuk Pertanian</span></b> </span></div><br /> </td></tr> <tr><td><div align="justify" class="textartikel" title="Artikel UBB Terbaru ; Mempersiapkan Lahan Abadi Untuk Pertanian">Pertanian Indonesia di tahun 2006 masih tetap menghadapi persoalan-persoalan klasik. Kelangkaan pupuk menjelang masa tanam, kekeringan di saat kemarau, kebanjiran di musim hujan, harga anjlok ketika panen, mencekik saat paceklik, serta konversi lahan yang kian tak terbendung. Jika kelangkaan pupuk, kekeringan, banjir, hama, dan penyakit dampaknya terhadap produksi pertanian, terutama padi, tidak bersifat permanen, dampak berkurangnya lahan pertanian karena konversi akan bersifat permanen terhadap turunnya produksi. Sekali lahan pertanian, terutama sawah, beralih fungsi, mustahil kembali lagi menjadi sawah. Kekhawatiran terhadap kelangkaan pupuk dan anjloknya harga beras selalu disuarakan dengan lantang oleh para wakil rakyat karena khawatir produksi pangan nasional merosot. Anehnya, soal konversi lahan nyaris tidak pernah mendapat perhatian. Jangankan ”suara lantang”, yang sayup-sayup pun hampir tak terdengar. Padahal, dampaknya jelas dan permanen terhadap produksi pangan nasional.</div></td></tr> <tr><td><div align="justify" class="textartikel" title="Artikel UBB Terbaru : Mempersiapkan Lahan Abadi Untuk Pertanian">Pertanian Indonesia di tahun 2006 masih tetap menghadapi persoalan-persoalan klasik. Kelangkaan pupuk menjelang masa tanam, kekeringan di saat kemarau, kebanjiran di musim hujan, harga anjlok ketika panen, mencekik saat paceklik, serta konversi lahan yang kian tak terbendung.<br /> <br /> Jika kelangkaan pupuk, kekeringan, banjir, hama, dan penyakit dampaknya terhadap produksi pertanian, terutama padi, tidak bersifat permanen, dampak berkurangnya lahan pertanian karena konversi akan bersifat permanen terhadap turunnya produksi. Sekali lahan pertanian, terutama sawah, beralih fungsi, mustahil kembali lagi menjadi sawah.<br /> <br /> Kekhawatiran terhadap kelangkaan pupuk dan anjloknya harga beras selalu disuarakan dengan lantang oleh para wakil rakyat karena khawatir produksi pangan nasional merosot. Anehnya, soal konversi lahan nyaris tidak pernah mendapat perhatian. Jangankan ”suara lantang”, yang sayup-sayup pun hampir tak terdengar. Padahal, dampaknya jelas dan permanen terhadap produksi pangan nasional.<br /> <br /> Kebutuhan pangan terus naik dari tahun ke tahun. Tahun 2020 diperkirakan perlu 9,3 juta hektar sawah untuk mencukupi kebutuhan beras nasional. Saat ini luas sawah hanya 8,11 juta hektar, 45 persen di antaranya ada di Jawa dan Bali. Dari tahun ke tahun bukan perluasan yang terjadi, tetapi justru luas sawah kian menyusut (tabel: Neraca Lahan Sawah di Indonesia).<br /> <br /> <br /> <b>Kerugian investasi</b><br /> <br /> Konversi lahan tidak hanya berpengaruh terhadap produksi pangan, tetapi juga hilangnya investasi untuk membangun irigasi dan prasarana lainnya. Menurut Sumaryanto dan Tahlim Sudaryanto dari Pusat Studi Sosial Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB), nilai investasi per hektar sawah tahun 2000 lebih dari Rp 25 juta dan tahun 2004 mencapai Rp 42 juta per hektar.<br /> <br /> Jika biaya pemeliharaan sistem irigasi dan pengembangan kelembagaan pendukung juga diperhitungkan, investasi untuk mengembangkan ekosistem sawah akan mencapai lima kali lipat dari angka tersebut.<br /> <br /> Belum lagi kerugian ekologis bagi sawah di sekitarnya akibat alih fungsi sebagian lahan, antara lain hilangnya hamparan efektif untuk menampung kelebihan air limpasan yang bisa membantu mengurangi banjir. Kerugian itu masih bertambah dengan hilangnya kesempatan kerja dan pendapatan bagi petani penggarap, buruh tani, penggilingan padi, dan sektor- sektor pedesaan lainnya. Sektor pertanian, terutama padi, merupakan sektor yang paling banyak menyediakan lapangan kerja.<br /> <br /> Pendapatan kotor usaha tani padi sekitar Rp 5,2 juta per hektar per musim. Sementara biaya produksi per hektar per musim Rp 2,3 juta, sekitar 45 persen untuk ongkos tenaga kerja. Dengan alih fungsi, berarti petani kehilangan peluang pendapatan Rp 2,9 juta per hektar per musim, dan buruh tani kehilangan Rp 1,05 juta per musim.<br /> <br /> Bagi pemilik lahan, mengonversi lahan pertanian untuk kepentingan nonpertanian saat ini memang lebih menguntungkan. Secara ekonomis, lahan pertanian, terutama sawah, harga jualnya tinggi karena biasanya berada di lokasi yang berkembang.<br /> <br /> Riman (65), misalnya, rela mengubah kebunnya menjadi petak-petak kontrakan daripada tetap menanam palawija. Alasannya, dengan tiga petak rumah yang dibangun di atas tanah 150 meter persegi, setiap bulan dia memperoleh dari kontrakan rumah sekitar Rp 750.000.<br /> <br /> ”Sementara kalau saya tanami mentimun, paling dapat sekarung, harganya cuma Rp 15.000 sampai Rp 20.000. Itu pun masih harus menunggu 40 hari dan harus mikir beli urea, bibit, dan tenaga yang dikeluarkan,” ujar warga Kampung Pondok Serut, Desa Pakujaya-Serpong, Tangerang, yang lahannya terkepung tembok real estate itu.<br /> <br /> Namun, bagi petani penggarap dan buruh tani, konversi lahan menjadi ”bencana” karena mereka tidak serta-merta bisa beralih pekerjaan. Mereka terjebak pada kian sempitnya kesempatan kerja. Bakal muncul masalah sosial yang pelik.<br /> <br /> Penelitian Sumaryanto dan Tahlim Sudaryanto memperkuat hal ini, yaitu jika di suatu lokasi terjadi konversi lahan pertanian, segera lahan-lahan di sekitarnya akan terkonversi dan sifatnya cenderung progresif. Karena, sejalan dengan pembangunan kawasan perumahan dan industri, akses ke lokasi tersebut akan semakin baik. Ini mendorong naiknya permintaan lahan oleh investor lain, atau spekulan tanah, sehingga harganya semakin tinggi, membuat petani pemilik lahan lain menjual lahannya.<br /> <br /> <br /> <b>Paradigma Baru Pertanian</b><br /> <br /> Menurut Ketua Program Studi Sosiologi Pedesaan Pascasarjana IPB MT Felix Sitorus, alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan nonpertanian terkait paradigma pertanahan penguasa. Di era kolonialisme Inggris (1811-1816), paradigmanya adalah tanah untuk negara, semua tanah milik raja atau pemerintah, petani wajib membayar pajak dua per lima dari hasil tanah garapannya. Masa tanam paksa (1830-1870), paradigmanya tetap tanah untuk negara, pemerintah menjadi pemilik tanah, dan kepala desa meminjam tanah itu, selanjutnya dipinjamkan kepada petani. Petani tidak membayar pajak, tetapi seperlima dari tanahnya harus ditanami komoditas tertentu yang hasilnya diserahkan kepada Pemerintah Belanda. Paradigma bergeser pada era kapitalisme kolonialisme (1870-1900), yaitu tanah untuk negara dan swasta, pemerintah memberikan hak erpacht 75 tahun kepada pemodal.<br /> <br /> Di era pemerintahan Presiden Soekarno, paradigma diubah menjadi tanah untuk rakyat dengan lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Tahun 1960, yang diikuti landreform (1963-1965) soal penetapan luas tanah pertanian. ”Tetapi hanya sebentar, belum terimplementasi dengan baik. Pemerintahan Soeharto mengembalikan paradigma, yaitu tanah untuk negara dan swasta, dan itu berlangsung sampai kini, apalagi adanya Perpres No 36/2005,” kata Felix.<br /> <br /> Krisis paradigma pertanahan yang berlangsung lama di Indonesia terlihat setidaknya dari banyaknya kasus sengketa tanah antara rakyat dan pemerintah atau pengusaha. Konsorsium Pembaruan Agraria tahun 2002 mencatat ada 1.920 kasus sengketa tanah, yang melibatkan 1.284.557 keluarga dengan luas lahan 10,512 juta hektar.<br /> <br /> ”Oleh karena itu, sebelum ditetapkan keputusan menyediakan lahan abadi pertanian seluas 15 juta hektar, harus jelas dulu itu untuk siapa, apakah tanah pertanian abadi untuk negara, swasta, atau petani. Selama paradigmanya masih tanah untuk negara dan swasta, konversi lahan masih tetap akan terjadi. Sementara bagi petani, bertani bukan sekadar untuk alasan ekonomi, tetapi bagian dari pandangan hidupnya,” ujar Felix.<br /> <br /> Setidaknya telah ada sembilan peraturan, mulai dari keputusan presiden, peraturan Menteri Dalam Negeri, peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional, hingga surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengendalikan konversi lahan pertanian ke nonpertanian.<br /> <br /> Semua itu tidak efektif menghentikan konversi. Persoalan ini tidak cukup hanya dihadapi dengan peraturan perundang-undangan karena masalahnya bukan hanya persoalan kebutuhan sektor lain akan lahan, tetapi menyangkut kesejahteraan petani, kepentingan keuangan pemerintah daerah, para pengejar rente, serta kebijakan dasar perekonomian yang ingin dibangun.<br /> <br /> Diperlukan komitmen yang kuat untuk mencegah terjadinya konversi lahan pertanian, yang diwujudkan pada visi baru dalam kebijakan yang dilaksanakan. Keberpihakan pada kesejahteraan petani, kepentingan menjaga ketahanan pangan nasional, serta menjaga kelestarian lingkungan harus dinyatakan dengan jelas.<br /> <br /> Menjadikan sektor pertanian sebagai lapangan usaha yang menarik dan bergengsi secara alami dapat mencegah terjadinya konversi lahan. Jika konversi terus terjadi tanpa terkendali, hal itu tidak saja melahirkan persoalan ketahanan pangan, tetapi juga lingkungan dan ketenagakerjaan.<br /> <br /> <blockquote><br /> <i>Diambil dari : KOMPAS-Bisnis dan Keuangan- "Akutnya Konversi Lahan Pertanian"</i></blockquote></div></td></tr> </tbody></table>

Pertanian

Mempersiapkan Lahan Abadi Untuk Pertanian Pertanian Indonesia di tahun 2006 masih tetap menghadapi persoalan-persoalan klasik. ...

Baca selengkapnya »

Arti Sahabat

<table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody> <tr><td class="panel-main2" style="color: red;" width="100%"><span style="font-size: large;">Memelihara Persahabatan</span></td><td class="panel-right"><img alt="" height="26" src="http://www.gsn-soeki.com/wouw/themes/m/images/b.gif" style="display: block;" width="13" /></td></tr> </tbody></table><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody> <tr><td class="border-left"><img alt="" height="1" src="http://www.gsn-soeki.com/wouw/themes/m/images/b.gif" style="display: block;" width="13" /></td><td class="main-body2"><div style="vertical-align: top; width: 100%;">Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan <br /> dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan <br /> mempunyai nilai yang indah. <br /> <br /> Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi <br /> persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan <br /> bertumbuh bersama karenanya... <br /> Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan <br /> proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah <br /> sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai <br /> dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, <br /> diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, <br /> namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. <br /> Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan <br /> untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya <br /> ia memberanikan diri menegur apa adanya. <br /> Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, <br /> tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan <br /> tujuan sahabatnya mau berubah. <br /> Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha <br /> pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita <br /> membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi <br /> mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih <br /> dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan <br /> dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. <br /> Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, <br /> karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. <br /> Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun <br /> tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula <br /> orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun <br /> ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. <br /> <br /> Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain : <br /> <br /> 1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit) <br /> 2. Ketidakterbukaan <br /> 3. Kehilangan kepercayaan <br /> 4. Perubahan perasaan antar lawan jenis <br /> 5. Ketidaksetiaan. <br /> <br /> Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan <br /> oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya. <br /> <br /> Renungkan : <br /> **Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari <br /> seribu teman yang mementingkan diri sendiri <br /> "Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. <br /> Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita."** <br /> <br /> Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. <br /> Siapa yang berada di samping anda ?? <br /> Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai?? <br /> Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia Anda, <br /> diwaktu ada masalah dengan keluarga anda.?? <br /> Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun <br /> yang dapat anda berikan ?? <br /> Merekalah sahabat2 anda. <br /> Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan <br /> mereka. </div></td></tr> </tbody></table>

Arti Sahabat

Memelihara Persahabatan Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabat...

Baca selengkapnya »

PAMSIMAS KRANGEAN

<table class="contentpaneopen"><tbody> <tr><td class="contentheading" width="100%"><a class="contentpagetitle" href="http://pamsimas.org/index.php?option=com_content&view=article&id=459:warga-krangean-kini-bisa-nikmati-air-bersih&catid=3:berita-terbaru&Itemid=75">Warga Krangean Kini Bisa Nikmati Air Bersih</a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://pamsimas.org/index.php?view=article&catid=3%3Aberita-terbaru&id=459%3Awarga-krangean-kini-bisa-nikmati-air-bersih&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=75" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" rel="nofollow" title="Cetak"><img alt="Cetak" src="http://pamsimas.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://pamsimas.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3BhbXNpbWFzLm9yZy9pbmRleC5waHA/b3B0aW9uPWNvbV9jb250ZW50JnZpZXc9YXJ0aWNsZSZpZD00NTk6d2FyZ2Eta3JhbmdlYW4ta2luaS1iaXNhLW5pa21hdGktYWlyLWJlcnNpaCZjYXRpZD0zOmJlcml0YS10ZXJiYXJ1Jkl0ZW1pZD03NQ==" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes'); return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://pamsimas.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr> </tbody></table> <table class="contentpaneopen"><tbody> <tr> <td class="createdate" valign="top">Rabu, 03 Februari 2010 10:15 </td> </tr> <tr> <td valign="top"><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;"><em>Sedikitnya 6 ribu warga Desa Krangean, Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah kini bisa menikmati sarana air bersih. Sebelumnya, warga harus mencari air bersih ke sungai Kuning yang jaraknya cukup jauh.</em> <em>Sarana air bersih itu dibangun berkat fasilitasi Pemerintah melalui program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas).</em></span></span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIdNNpYiWDib3PMW2SDnpNHjze-ututV_22-lHB8pWH_35tYFc-M3vrVTWgzsnWu7O6DFuXhoesA_D6xPEKb9dydpV77OlyriYrym-za2lAkSJhorp7FSSdafAyWHrZZqBU6WbsHgADso/s1600/IMG_20151203_130424.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIdNNpYiWDib3PMW2SDnpNHjze-ututV_22-lHB8pWH_35tYFc-M3vrVTWgzsnWu7O6DFuXhoesA_D6xPEKb9dydpV77OlyriYrym-za2lAkSJhorp7FSSdafAyWHrZZqBU6WbsHgADso/s400/IMG_20151203_130424.jpg" width="300" /></a></div> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;"><em><br /></em></span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Sebagai wujud syukur atas ketersediaan air bersih itu, warga setempat, menggelar acara syukuran sekaligus peresmian penggunaan sarana air bersih itu pada akhir Januari 2010. Peresmian dilakukan oleh Wakil Bupati Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si. Ikut hadir dalam peresmian itu Kepala Bappeda Ir Setiyadi, M.Si, Camat Kertanegara Udit, dan Distrik Program Management Unit (DPMU) Pamsimas Silas Rumanti Sabarati, ST.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Sebelum adanya air bersih ini, sebagian warga selain memanfaatkan air sungai, warga lainnya mencari air bersih dengan menyambung selang plastik ratusan meter. </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Wakil Bupati Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si ketika meresmikan penggunaan air bersih Pamsimas, meminta kepada warga masyarakat untuk menjaga jaringan air bersih yang telah dibangun bersama antara pemerintah dan masyarakat. </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">”Dengan fasilitas air bersih tentunya akan semakin meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, sehingga pada akhirnya akan tercipta individu yang bersih dan sehat,” kata Heru Sudjatmoko.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Kepala Desa Krangean Sumaryo turut mengemukakan, dengan adanya program air bersih melalui Pamsimas, kini warga merasa sangat bersyukur karena tidak harus mencari air bersih dari tempat yang cukup jauh. Sebelum adanya air bersih ini, sebagian warga selain memanfaatkan air sungai, warga lainnya mencari air bersih dengan menyambung selang plastik ratusan meter. </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;"> “Kami sangat bersyukur karena sekarang hampir seluruhnya bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan mencuci, mandi, minum dan keperluan rumah tangga lainnya. Bagi warga yang mampu bisa menyediakan pipa dan kran air serta jaringan hingga masuk rumah. Sementara bagi warga tidak mampu kami siapkan kran umum,” kata Sumaryo.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Untuk pengelolaan selanjutnya, kata Sumaryo, pihaknya membentuk badan pengelola air bersih yang bertugas menjaga fasilitas dan kelangsungan penggunaan air bersih. Badan pengelola ini dibentuk dari warga desa dan menjamin keberlanjutan distribusi pemanfaatan air bersih. </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">”Jika kebutuhan air bersih warga kami mencukupi, maka kami akan membagi kebutuhan air bersih kepada warga tetangga desa seperti dari Desa Margasana,” lanjutnya.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Pada kesempatan itu, Silas Rumanti Sabarati mengatakan, Program Pamsimas merupakan program pelayanan publik yang mempunyai ikatan erat dengan pengentasan kemiskinan. Penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang baik akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, dampak tersebut akan memberikan dampak lanjutan berupa peningkatan produktifitas masyarakat. </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">Untuk program Pamsimas tahun 2009, jelas Silas Rumanti, tersebar di 15 desa di enam kecamatan. Program ini dengan memanfaatkan sedikitnya 25 mata air dengan debit bervariasi antara 2 liter per detik hingga 10 liter per detik. </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 10pt;">”Khusus untuk program Pamsimas di Desa Krangean memanfaatkan mata air Curug Lawe dengan debit 4 liter per detik. Jaringan yang dibangun sepanjang 3.000 meter yang dibiayai program dan masyarakat melakukan swadaya dengan menambah panjang jaringan 2.000 meter,” kata Silas Rumanti yang juga Kasi Prasarana dan Penyehatan Lingkungan DPU Purbalingga. (sumber : www.purbalinggakab.go.id)</span></span></div> </td></tr> </tbody></table>

PAMSIMAS KRANGEAN

Warga Krangean Kini Bisa Nikmati Air Bersih Rabu, 03 Februari 2010 10:15 Sedikitnya 6 ribu warga D...

Baca selengkapnya »